Wednesday, November 21, 2007

It's Like Coming Home....

2007 is almost over. Counting days....
2 nights ago, i dreamt that i’m coming home to Medan. Back to my once room, and there’s kak wiwik, iir, and kak mimin (though i cant see their face clearly). They looked shocked seeing me back. Wondering what brought me back. I got my old room, and the chair, the bed, the desk, the suitcase are still the same as i left before. Nothing has changed. They look exactly the same. And the white board where i used to write my thoughts is still hanging there. And the big mirror is still hanging next to my bed. Medan map is still stick on the wall on the left of my bed.
O...God..., i miss those things a lot. I miss them a lot. I still cant let go of them. I’m holding on to the thought that somehow i will go back there someday and live the days i used to be. It’s the place i call home for the last four years... it’s where i belong...
In that dream, i feel so relieve..., though i’m stress cuz i dont know what should i do by now. But seeing them..., be around them..., makes me feel safe and comfort. And talking to kak wiwik..., make her laugh, make jokes about her..., tease her...., it’s like making fun to myself.
And i miss kak icha...i miss her a lot. Though we’re no longer under the same roof, but feels like she still sleep there, next to Ongki's bedroom. And i knew (though she never tell) that she misses to come back here, to where she called “the longest place she ever lived in”. i miss her... i can talk about everything to her. I’m not afraid of talking louder and rude cus she never cared about it. I’m not afraid to complain about everything to her. But the worst part is..., i never knew how much she meant to me untill the day i left Medan. Untill the day i cried and knowing in my heart that i may never come back here. I may never breathe this air, i may never step this ground anymore... and even if i ever come back here someday..., she wouldnt even still here. Those people i used to know may no longer live here. They might have gone away by that day... and i'm all alone...

you've been my golden best friend
now with post-demise at hand
i can't go to you for consolation
cause we're off limits during this transition

this grief overwhelms me
it burns in my stomach
and I can't stop bumping into things

I thought we'd be simple together
I thought we'd be happy together
thought we'd be limitless together
I thought we'd be precious together
but I was sadly mistaken

you've been my soulmate and mentor
I remembered you the moment I met you
with you I knew god's face was handsome
with you I suffered an expansion

this loss is numbing me
it pierces my chest
and I can't stop dropping everything

I thought we'd be sexy together
thought we'd be evolving together
I thought we'd have children together
I thought we'd be family together
but I was sadly mistaken

if I had a bill for all the philosophies I shared
if I had a penny for all the possibilities I presented
if I had a dime for every hand thrown up in the air
my wealth would render this no less severe

I thought we'd be genius together
I thought we'd be healing together
I thought we'd be growing together
thought we'd be adventurous together
but I was sadly mistaken

thought we'd be exploring together
thought we'd be inspired together
I thought we'd be flying together
thought we'd be on fire together
but I was sadly mistaken
(Simple Together – Alanis Morisette)

Sunday, September 30, 2007

ZUKO: Karakter paling menarik di AVATAR: The Last Airbender


Karakter yang paling penting dan menarik di avatar (menurutku) adalah Zuko. Well, yang lainnya juga penting tentu saja. Sokka penting karena kalo tanpa dia serial ini jadi garing dan Sokka selalu punya ide yang kadang2 gila namun berhasil. Toph juga penting, dan dia merupakan karakter perempuan favoritku. She’s the first metalbender dan dengan itu wajar kalo dia mengklaim sebagai the greatest earthbender. Selain itu aku suka sifatnya yang cuek dan keras kepala. Katara dan Aang?? Well, menurutku creatornya telah membuat mereka terlalu sempurna dan ini malah membuat mereka menjadi tidak terlalu penting (no offense Kataang...). sebagai superhero yang dijagokan, aang memang ditampilkan sempurna: punya banyak teman yang bisa diandalkan, punya fasilitas (Appa), mempunyai perilaku “anak baik-baik”, serta tidak memiliki cacat. Dan Katara digambarkan sebagai sosok pendamping aang yang feminim dan penuh kasih sayang. Seolah mereka berdua saling melengkapi. Sebagai pecinta superhero yang tak sempurna, aku jadi tidak terlalu suka kataang, karena mereka berdua terlalu sempurna sehingga (aku yakin) tidak ada perkembangan karakter bagi Kataang di serial ini. Coba kalo sosok aang ditampilkan seperti Clark Kent muda di Smallville (labil, hanya punya beberapa orang yang bisa diandalkan, mengalami krisis kepercayaan diri, dan ga bisa bersama Lana) atau Logan/ Wolverine di X-Men (keras kepala dan bad boy), maka sosok aang akan banyak berkembang dan membuat serial ini makin menarik. Walau begitu, tentu saja aku mendukung aang untuk mengalahkan fire lord dan menyelamatkan dunia, whoa...!!!
Zuko merupakan karakter yang menarik meskipun ia merupakan musuh aang, our superhero. Dia mengalami konflik batin sejak kecil, sejak ibunya pergi. dibesarkan di istana membuat ia berpikir bahwa takdirnya adalah menjadi the next fire lord (and he’s completely blinded by it), dan bukannya menjadi pelayan teashop di Ba Sing Se (hahaha...). namun ia diusir ayahnya dan satu-satunya cara untuk kembali ke istana (dan memperoleh kembali statusnya) adalah dengan menangkap avatar. Dalam masa pembuangannya (bersama Iroh, pamannya) dia mengalami banyak hal yang menggoyahkan pendiriannya. Sewaktu ia di Ba Sing Se dan membuka teashop bersama pamannya, ia kelihatan sudah mulai berubah, ia kelihatan sudah merelakan melepas keinginannya untuk menjadi the next fire lord and start a new life in Ba Sing Se. namun semua berubah saat azula memintanya untuk membantunya menangkap avatar. Azula tau bahwa kelemahan zuko adalah obsesinya untuk menangkap avatar dan memperoleh kembali status dan haknya sebagai pangeran fire nation, dan inilah yang digunakan azula untuk memanipulasi zuko. Zuko dgn bodohnya mau mengikuti azula dan mengkhianati pamannya (and bye bye teashop...).
Ya..., menurutku Zuko memang “dumb-dumb idiot” (jgn marah, aku masih fans zuko). Aku geram melihat zuko mengkhianati orang yang setiap saat bersamanya dalam masa pembuangannya, orang yang selalu memberikan nasihat baginya, dan satu-satunya orang yang bisa diandalkan. Apa yang diharapkan dari azula dan ozai? Azula hanya memanfaatkannya (dan zuko tau itu) sebagai pion untuk menjadi fire lady sedangkan ayahnya mana pernah menyayanginya. Dia sendirian di FN, tak ada orang yang bisa dipercaya karena dia udah dicap sebagai sebuah kegagalan oleh ayahnya. Well, now he got all he ever wanted during his banishment. He got the throne and he’s no longer the banished prince. But he confesses to Uncle iroh that he’s not happy with all that and he needs Uncle’s help to make him feel better. Good uncle Iroh..., dont help him, not now. Kupikir Zuko harus dibiarkan sendiri dan menyadari kesalahannya until he reaches the turning point. Iroh tidak akan meninggalkannya dan akan selalu bersama Zuko meski ia kini dipenjara. Kupikir Iroh saat ini sedang “mendengar dan menunggu” layaknya Bumi di Omashu, Irohkan sama bijaksananya dengan Bumi (mungkin Iroh nantinya akan membuka teashop di Omashu, who knows...hehe..). So...., kupikir di book 3 ini karakter zuko akan mengalami perkembangan yang besar. Di Book 2 penonton udah bisa melihat bahwa zuko has a good in him, di chapter 1&2 Book 3 zuko kembali menjadi the evil dan pergolakan batinnya masih terus berlanjut. Wel, masih tersisa 18 episode lagi hingga akhir book 3 dan kita lihat saja bagaimana perkembangan zuko dan siapa yang akan mengalahkan raja api.

Avatar Book 3: Fire Chapter 1& 2

Udah ada yang nonton Chapter 1 & 2 belum? Kalo udah, yuk berbagi cerita…
Di Chapter 1, aku kasian banget liat Aang. Dia merasa bersalah banget karena telah gagal mempertahankan Ba Sing Se dan terpaksa harus menyembunyikan identitasnya untuk sementara waktu (karena dunia mengira dia telah mati) agar dapat merancang taktik untuk melawan raja api. Aang yang dulunya si smiley-face sekarang berubah menjadi sosok yang serius dan bertekad untuk melawan raja api meski sendirian. Dia merasa sangat malu karena gagal menjadi seorang avatar yang seharusnya menjaga kedamaian.
Di kerajaan api, zuko akhirnya bertemu dengan ayahnya yang menyatakan bahwa dia bangga zuko akhirnya berhasil membunuh avatar (padahal sebenarnya azula lah yang membunuh avatar). Zuko lalu datang meng-confront azula untuk mengetahui kenapa ia membohongi ozai mengenai kejadian yang sebenarnya. Azula dengan licik berkata bahwa dia hanya ingin membantu Zuko memperoleh pujian dari ayahnya, dan kalaupun apa yang dikatakannya tidak benar (bila di kemudian hari diketahui bahwa avatar masih hidup) maka zuko-lah yang akan menerima hukuman ayahnya. Azula always lies….

Di chapter 2, aang jadi lebih ceria. Dia masuk ke sekolah fire nation secara tidak sengaja karena memakai pakaian sekolah FN. Wah…, aang seolah memperoleh kembali masa kecilnya yang hilang dulu dan bermain2 dengan teman sekelasnya. Di chapter 2, Sokka bener2 kocak… Karena aang membuat keributan di kelas, maka aang disuruh oleh kepsek untuk membawa ortunya ke sekolah, dan datanglah sokka dan katara yang berpura2 menjadi ortunya Aang. Dan ada adegan2 lain di mana sokka bisa membuat penonton melupakan kesedihan yang dialami aang di Chapter 1. Tapi sayangnya di chapter 2 karakter Toph kurang mendapat porsi.
Namun di Negara api, zuko sedang bimbang. Dia bener2 kacau sejak pamannya dipenjarakan (dan itu semua gara2 dia sendiri). Zuko yakin bahwa avatar masih hidup dan itu artinya posisinya terancam karena kalo sampe Ozai tau bahwa avatar masih hidup maka dialah yang akan menerima hukuman. Zuko lalu datang menemui pamannya di sel penjara, mengeluhkan posisinya yang sulit, serta mengakui bahwa dia memang telah mendapatkan apa yang selalui diinginkannya (harga diri dan pengakuan ayahnya) namun ini tak seperti yang ia bayangkan, dan sekarang ia membutuhkan nasihan pamannya. Namun pamannya hanya diam membisu, lalu zuko marah dan mengatakan bahwa dia bisa menanganinya sendiri tanpa bantuan pamannya. Zuko membanting pintu dan terlihat pamannya meneteskan airmata. Zuko keterlaluan. Aku tau bahwa pamannya telah memaafkannya dan tidak membencinya, namun hatinya terlalu sakit untuk berbicara sehingga respon yang bisa dilakukannya hanyalah menangis. Keterlaluan zuko membuat menghina Iroh hingga iroh menangis. Sebenarnya iroh bisa saja melarikan diri dari penjara Negara api namun dia tak melakukannya krena dia ingin dekat dengan Zuko untuk melindungi zuko. Dan zuko…, waduh.., keterlaluan sekali dia mengkhianati Iroh, orang yang sudah 3 tahun bersamanya melewati masa2nya sebagai “pangeran buangan”.
Well, im still a big fan if zuko but aku ga suka dia memperlakukan pamannya seperti itu. Dia terlalu ceroboh untuk mempercayai azula, dan kenapa juga dia mempercayai azula sedangkan dia tahu bahwa azula always lies??? Ya…, zuko melewati banyak masa sulit, ditinggalkan Ibunya, ditolak-dibenci-diusir ayahnya, dan dimanipulasi adiknya sendiri, namun dia masih saja idiot-idiot-idiot… Buat apa dia mengharapkan penerimaan dari orang yang udah membuangnya, dan dari orang yang ingin membunuhnya sejak ia kecil?? Buat apa dia tetap tinggal di negara api jika dia berada di antara orang2 yang berpihak kepada Azula??? Kenapa juga dia masih mau menjadi boneka wayang azula??? Zuko bodoh, dia mau saja dipanggil “dumb dumb” oleh Azula. Stupid Zuko... you are such a loser...
Well, aku mengharp hubungan zuko-iroh akan membaik. Spekulasiku: keberadaan avatar diketahui Ozai sehingga zuko ditahan. Di dalam penjara, zuko menyesali perbuatannya and this is the turning point of him. Iroh-Zuko lalu melarikan diri namun di tengah pelarian mereka, azula menyerang dan berhasil membunuh iroh, namun Zuko berhasil melarikan diri. Zuko lalu bersumpah untuk membalas kematian pamannya.
Oya, di Chapter 2 ini ada adegan Mai-zuko saat sunset. Uugh..., melihat mereka aku mau bleh..bleh.... well, im sure that he doesnt love mai cus she’s just a distraction.


Tuesday, August 14, 2007

Jason Bourne, The Bourne Trilogy


August 11th, 2007

Aku barusan nonton The Bourne Ultimatum. Keren!!! Aksinya tetap keren. Adegan fighting serta kejar-kejan mobil tetap keren, meski aksi kejar-kejaran mobil lebih seru di Supremacy. Namun menurutku cacatnya terdapat dalam ceritanya. Memang sih aku udah baca di Wikipedia bahwa Ultimatum ini seolah-olah Supremacy yang terpotong, karena memang timeline-nya merupakan sambungan akhir cerita Supremacy, di mana adegan dibuka saat Bourne melarikan diri setelah tabrakan mobil di Moskow. Lalu dia menuju Paris untuk menemui kakaknya Marie dan mengabarkan bahwa Marie telah meninggal ditembak di India (Hiks..sedih…). Lalu dia mulai mencari Simon Ross, seorang wartawan Inggris yang “menjual” cerita tentang Jason Bourne-Treadstone-Black Briar. Dan seterus, dan seterusnya…

Nah cacatnya itu, di Ultimatum ini tetap saja ngga terbongkar tentang “who is the real Jason Bourne (from the past)?”. Padahal itulah yang sangat kutunggu-tunggu. Di akhir ceritanya Jason (atau David Webb, nama aslinya) ingat bahwa dulunya dia seorang soldier yang telah secara sukarela mengikuti proyek Treadstone dan menerima konsekuensi bahwa dia akan kehilangan identitasnya sebagai David Webb. But that’s all. Ngga ada cerita tentang siapa dia di masa lalu sebagai David Webb.

Kalau dibandingkan buku dengan filmnya, ceritanya menyimpang jauh. Di akhir buku pertama (Identity) Jason tau siapa nama aslinya dan bahwa keluarganya (anak dan istrinya) meninggal di Thailand. Tapi di film tidak diceritakan tentang ini. Mungkin juga sih, clue bahwa Jason udah berkeluarga dapat dibaca di film pertama (Identity) ketika ia batal menembak Wombosi karena dilihatnya Wombosi sedang memangku putranya. Perbedaan lainnya adalah dalam tokoh Marie, di buku Marie tidak meninggal dan malah menjadi istri Jason. Tapi di film…, huh…menyedihkan sekali. Marie meninggal di film kedua (Supremacy). Sebenarnya aku berharap Marie muncul kembali di Ultimatum. Skenarionya gini, Marie ditemukan oleh penduduk setempat di India dan berhasil diselamatkan, lalu dia pergi mencari Jason (yang menduga Marie telah meninggal) dan akhirnya mereka bertemu dan bersama-sama mengakhiri cerita ini. Tapi sayangnya malah Nicky Parson yang menggantikan peran Marie di sini. Ah, Nicky ngga bagus mainnya.

Yang menarik dari trilogi The Bourne adalah adegan fightingnya yang ngga seribet James Bond atau Mission Impossible. Manusiawi banget deh adegan fighting-nya. Kalo James Bond figthing memakai gadget yang aneh-aneh, Jason sih apa aja bisa jadi weapon-nya. Di Identity dia Cuma make pena untuk fighting, di Supremacy dia menggunakan majalah yang dilipatnya, sedangkan di Ultimatum dia hanya melawan dengan tangan kosong namun dia berhasil merebut senjata lawannya.

Terus lagi, ngga ada Cewek Bourne layakanya Cewek Bond. Yang ada Cuma Marie yang juga menjadi incaran CIA. Nah, terus lagi yang paling menarik adalah karakter Jason itu sendiri yang beda sama James Bond. Dia seorang agen CIA yang kehilangan ingatannya, berjuang mengetahui siapa dirinya, ingin melarikan diri dari CIA namun malah ia menjadi incaran CIA.