Hati Nurani
“with great power comes great responsibilities”, itulah kata-kata yang diucapkan Paman Ben si Spidy untuk menyadarkan Spidy bahwa setiap orang punya tanggungjawab yang besarnya berbeda-beda tergantung “power” yang dimilikinya. Power it bermacam-macam. Kekuasaan, kedudukan, kekayaan, dan senjata. Yup! Kalo si Spidy punya “power” berupa ketahanan fisik, merayap dan bergelantungan seperti laba-laba, aparat TNI-AL punya “power” senjata. Bedanya, kalo Spidy memanfaatkan powernya untuk menolong orang lain, ironisnya marinir-marinir ini malah menyerang warga Alas Tlogo, Pasuruan dengan membabi-buta.
Kekuasaan cenderung berbanding terbalik dengan hati nurani. Semakin besar kekuasaan, atau kedudukan, atau power apapun yang dimiliki, semakin pudar kemampuan kita mendengar hati nurani. Saat kita hendak berbuat salah atau pelanggaran, hati nurani berbisik mencegah kita berbuat hal-hal buruk. Namun dengan kecongkakan kita dan kekuasaan yang dipegang, manusia sering tergoda untuk mengabaikannya. Sekali, dua kali, dan berkali-kali manusia mengabaikan bisikan nurani. Hingga manusia tuli. Namun hati nurani tak pernah berhenti berbisik, mencegah manusia berbuat kerusakan. Hati nurani tak pernah berhenti mengingatkan manusia, karena hati nurani tak pernah hilang, tak pernah mati selama jantung kita masih berdetak.
No comments:
Post a Comment