Apa yang menarik dari Smallville selain melihat sosok Lana? Well, banyak. Nampaknya hidup Clark tidak akan pernah lepas dari 3 LL – Lana Lang, Lex Luthor, Lois Lane – baik di masa sekarang maupun di masa depan.
Kupikir, alangkah menyenangkan seandainya aku punya superpower layaknya Clark. Menjadi pahlawan. I guess everybody wants to be a hero. But somehow I know, it’s never be easy being him.
Lana. Bagiku ia merupakan tokoh sentral dalam kisah ini. Tanpa dia, Smallville would be a plain story. Lana – Clark. Kurasa sutradaranya tidak akan mengubah plot bahwa Clark hanya ditakdirkan bersama Lois. Tapi aku cukup puas melihat Lana dan Clark sempat bersama di season 5 walo cuma beberapa episode. He’s not for you, Lana. And I feel sorry for that. Aku sering merasa sutradaranya tidak adil karena menempatkan Lana sebagai tokoh yang lemah, distraught, vulnerable. She gave much but she gets nothing in return. Lana digambarkan sebagai tokoh yang rapuh, dan semakin lama semakin rapuh. Dia merasa orang-orang terdekatnya tak mempercayainya, menyembunyikan sebuah rahasia darinya (rahasia Clark) and she just doesn’t know why. And she’s dying to find the reason. Keadaan ini membuatnya merasa sendiri, kesepian, tak punya pegangan, and I guess she doesn’t even know how to feel cuz she’s been hurted times and times before.
Lex Luthor. The devil. Aku mencoba untuk tidak menganggapnya sebagai penjahat karena aku memahami bagaimana karakternya berkembang. Bagiku, dia hanyalah tokoh yang kesepian, tokoh yang sebenarnya pantas dikasihani. What makes him what he is is just a relief of his past and the people around him. Dalam beberapa hal dia mirip Lana. Dia mengalami krisis kepercayaan yang luar biasa, dia tak mengerti kenapa Clark tidak mempercayainya. Kenapa orang-orang tidak berhenti mengidentikkannya dengan ayahnya, Lionel. Dia dibesarkan untuk tidak mempercayai orang lain (karena bukankah orang yang paling mudah menyakiti kita adalah orang yang paling kita percayai?), ia diajarkan untuk memilih satu dari dua pilihan – menang atau kalah, dan terkadang aku merasa aku juga seperti Lex. Di musim-musim awal Smallville, aku kagum melihat Clark dan Lex bagai saudara. Bahkan Lex pernah berkata kepada Clark, “You are like a brother I never had”. Dan ternyata waktu bisa mengubah segalanya, from friend to foe.
Aku yakin Lex tidak benar-benar mencintai Lana. Lana hanyalah sebuah kompetisi bagi Lex. Lex selalu iri pada Clark, selalu ingin memiliki apa yang dimiliki Clark – keluarga yang hangat, sahabat yang setia, dan…Lana. Lana…, selalu Lana. Dan Lana menempati urutan pertama dalam hidup Clark. That’s why Lex trying hard to get her. It was to hurt Clark, but in the end he just hurt himself deeper.
Di season 6, aku suka episode-episode awal di mana ada Green Arrow (the Modern Robin Hood) a.k.a Oliver Queen. Wuah…, akhirnya Clark punya “kawan”. Aku juga suka saat para tokoh lama muncul kembali. Barn, Cyborg, and Aquaman!!! Barn tetap tampil cuek dan sok pamer. Meski terkesan ceroboh, namun kemunculannya cukup menghibur. Bicara soal tokoh lama, aku sebenarnya ingin sekali melihat sahabat lama Clark di SMU, tapi aku lupa namanya (itu tuh..yang kulit hitam). Menurutku mereka sahabat yang kompak. Wah…, aku jadi ingat masa SMA dulu…
No comments:
Post a Comment