Jason Bourne, The Bourne Trilogy
August 11th, 2007
Aku barusan nonton The Bourne Ultimatum. Keren!!! Aksinya tetap keren. Adegan fighting serta kejar-kejan mobil tetap keren, meski aksi kejar-kejaran mobil lebih seru di Supremacy. Namun menurutku cacatnya terdapat dalam ceritanya. Memang sih aku udah baca di Wikipedia bahwa Ultimatum ini seolah-olah Supremacy yang terpotong, karena memang timeline-nya merupakan sambungan akhir cerita Supremacy, di mana adegan dibuka saat Bourne melarikan diri setelah tabrakan mobil di Moskow. Lalu dia menuju
Nah cacatnya itu, di Ultimatum ini tetap saja ngga terbongkar tentang “who is the real Jason Bourne (from the past)?”. Padahal itulah yang sangat kutunggu-tunggu. Di akhir ceritanya Jason (atau David Webb, nama aslinya) ingat bahwa dulunya dia seorang soldier yang telah secara sukarela mengikuti proyek Treadstone dan menerima konsekuensi bahwa dia akan kehilangan identitasnya sebagai David Webb. But that’s all. Ngga ada cerita tentang siapa dia di masa lalu sebagai David Webb.
Kalau dibandingkan buku dengan filmnya, ceritanya menyimpang jauh. Di akhir buku pertama (Identity) Jason tau siapa nama aslinya dan bahwa keluarganya (anak dan istrinya) meninggal di Thailand. Tapi di film tidak diceritakan tentang ini. Mungkin juga sih, clue bahwa Jason udah berkeluarga dapat dibaca di film pertama (Identity) ketika ia batal menembak Wombosi karena dilihatnya Wombosi sedang memangku putranya. Perbedaan lainnya adalah dalam tokoh Marie, di buku Marie tidak meninggal dan malah menjadi istri Jason. Tapi di film…, huh…menyedihkan sekali. Marie meninggal di film kedua (Supremacy). Sebenarnya aku berharap Marie muncul kembali di Ultimatum. Skenarionya gini, Marie ditemukan oleh penduduk setempat di
Yang menarik dari trilogi The Bourne adalah adegan fightingnya yang ngga seribet James Bond atau Mission Impossible. Manusiawi banget deh adegan fighting-nya. Kalo James Bond figthing memakai gadget yang aneh-aneh, Jason sih apa aja bisa jadi weapon-nya. Di Identity dia Cuma make pena untuk fighting, di Supremacy dia menggunakan majalah yang dilipatnya, sedangkan di Ultimatum dia hanya melawan dengan tangan kosong namun dia berhasil merebut senjata lawannya.
No comments:
Post a Comment